Update, Pengertian Hasil Berguru Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Update, Pengertian Hasil Berguru Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Sabtu, 30 Juni 2018

1.   Pengertian Hasil Belajar
Masalah berguru yaitu problem bagi setiap manusia, dengan berguru insan memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu yaitu suatu hasil positif yang dicapai oleh siswa dalam perjuangan menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.

Untuk mengetahui perkembangan hingga di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk memilih kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga sanggup diketahui seberapa besar dampak taktik berguru mengajar terhadap keberhasilan berguru siswa. Hasil berguru siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82)  yaitu keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi berguru siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

================================




================================

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25)  hasil berguru siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam memilih keberhasilan siswa.

Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar yaitu perubahan sikap yang terjadi sesudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan  dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.  Dalam domain kognitif diklasifikasikan menjadi kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.  Dalam domain afektif hasil berguru mencakup level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.  Sedang domain psikomotorik terdiri dari level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas.

Menurut Arsyad (2005 : 1) pengertian hasil belajar yaitu adanya perubahan tingkah laris pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.  Perubahan diarahkan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Menurut Aqib (2010 : 51) hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.  Karena berdasarkan Driscoll dalam Smaldino (2011 : 11) berguru didefinisikan sebagai perubahan terus menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pembelajar dan interaksi pembelajar dengan dunia.

Menurut Dimyati (2006 : 20) pengertian hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.  Hasil berguru tersebut terjadi terutama berkat penilaian guru.  Hasil berguru sanggup berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring.  Dampak pengajaran yaitu hasil berguru peserta didik yang sanggup diukur dengan segera atau secara langsung.  Dampak pengiring yaitu hasil berguru peserta didik yang tampak secara tidak pribadi atau merupakan transfer hasil belajar.  Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.

Menurut Sudjana (2009 :  22)  hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik sesudah ia mendapatkan pengalaman belajarnya. Hasil berguru terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.  Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar.  Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah lantaran berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi materi pengajaran.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil berguru yaitu perubahan tingkah laris peserta didik yang terjadi sesudah mengikuti pembelajaran.  Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi), afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativititas).  Hasilnya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai.

Dari definisi di atas, maka sanggup diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi berguru yang dicapai siswa dalam proses kegiatan berguru mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laris seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses berguru sanggup dikatakan berhasil, setiap guru mempunyai pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku ketika ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses berguru mengajar perihal suatu materi pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya sanggup dicapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini yaitu untuk memperlihatkan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses berguru mengajar dan melakukan kegiatan remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah, suatu proses berguru mengajar dinyatakan berhasil apabila kesannya memenuhi tujuan pembelajaran  khusus dari materi tersebut. 

2.  Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut:
a.  Ketercapaian Daya Serap terhadap materi pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b.   Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, berdasarkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku  Strategi Belajar Mengajar 2002:120)  indikator yang banyak digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

3.   Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil berguru sanggup dipengaruhi oleh banyak sekali hal.  Secara umum Hasil berguru dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya uraikan dibawah ini, yaitu : 
1. Faktor internal (factor dalam diri) 
2. Faktor eksternal (factor diluar diri) 
3. Faktor pendekatan belajar 

Faktor internal
Faktor internal yang menghipnotis Hasil berguru yang pertama yaitu Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil berguru yang baik, kebugaran badan dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak perkara anak yang prestasinya turun lantaran mereka tidak sehat secara fisik.

Faktor internal yang lain yaitu aspek psikologis. Aspek psikologis ini mencakup : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh lantaran itu, berjuanglah untuk terus menerima suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah. 

Faktor eksternal
Selain faktor internal, Hasil berguru juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal mencakup beberapa hal, yaitu: 

1. Lingkungan sosial, mencakup : teman, guru, keluarga dan masyarakat. 
Lingkungan sosial, yaitu lingkungan dimana seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan insan disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial yaitu pertemanan, dimana sahabat yaitu sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi sahabat sangat penting, mereka ada begitu bersahabat dengan kita, dan tingkah laris yang mereka lakukan akan besar lengan berkuasa terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur mempunyai lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan diri sebagai seorang pelajar. 
Guru, yaitu seorang yang sangat bekerjasama dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa menghipnotis bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini besar lengan berkuasa terhadap proses pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang menghipnotis Hasil berguru seseorang. Biasanya seseorang yang mempunyai keadaan keluarga yang awut-awutan (broken home) mempunyai motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian surga, lantaran jikalau tidak, anak kalian yang gres lahir beberapa tahun lamanya, belum mempunyai konsep pemecahan konflik batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para orang renta yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.

Yang terakhir yaitu masyarakat, sebagai pola seorang yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Kaprikornus lingkungan masyarakat menghipnotis pola pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga besar lengan berkuasa terhadap siswa dan mahasiswa. 

2. Lingkungan non-sosial, mencakup : kondisi rumah, sekolah, peralatan, alam (cuaca). Non-sosial ibarat hal nya kondiri rumah (secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga menghipnotis Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak berakal masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang mempunyai kualitas yang sama ketika lulus, dan beliau masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam, besar lengan berkuasa terhadap hasil belajar. 

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil berguru siswa tersebut sanggup dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes prestasi berguru sanggup digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai berikut:

a.     Tes Formatif, penilaian ini sanggup mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh citra perihal daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses berguru mengajar dalam waktu tertentu.

b.    Tes Subsumatif, tes ini mencakup sejumlah materi pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya yaitu untuk memperoleh citra daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi berguru atau hasil berguru siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses berguru mengajar dan diperhitungkan dalam memilih nilai rapor.

c.       Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua materi pelajaran. Tujuannya yaitu untuk tetapkan tarap atau tingkat keberhasilan berguru siswa dalam satu periode berguru tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah. 


Bahan Bacaan terkait Pengertian Hasil Belajar:

Arsyad, Azhar.  2005.  Media Pembelajaran.  Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Aqib, Zainal.  2010.  Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.  Surabaya : Penerbit InsanCendekia

Djaali.  2008.  Pengukuran dalm Bidang Pendidikan.  Jakarta : PT Grasindo

Dimyati,dan  Mudjiono.  2006.  Belajar dan Pembelajaran.  Jakarta : PT Rineka Cipta

Hamalik, Oemar.  2004.  Proses Belajar Mengajar. Jakarta :  Bumi Aksara

Kerlinger, Fred N.  2006.  Asas-Asas Penelitian Behavioral.  Yogyakarta :  Gadjah Mada University Press.

Kustandi, C dan Bambang S.  2011.  Media Pembelajaran Manual dan Digital.  Bogor :  Penerbit Ghalia Indonesia.

Purwanto, M Ngalim.  1997.  Psikologi Pendidikan.  Bandung :  PT Remaja Rosdakarya

Sadiman, Arief S. (dkk).  2010.  Media Pendidikan : Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya.  Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana, Nana.  2009.  Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.  Bandung :  PT Remaja Rosdakarya

Slamento.  2010.  Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.  Jakarta :  Rineka Cipta


Syah, Muhibbin.  2010.  Psikologi Pendidikan : dengan Pendekatan Baru.  Bandung :  PT Remaja Rosdakarya.


================================





= Baca Juga =